Maret 29th, 2011 @ 9:48 AM
Surat untuk Yth Bpk Tifatul Sembiring.
Dengan hormat,
Dengan menjaga segala bentuk sopan santun yang bisa saya pikirkan, saya ingin menyampaikan surat ini kepada bapak, dan akan terus mencoba sampai bapak membaca dan memberikan komentar.
Sebagai orang yang berpendidikan dan mempunyai jabatan, saya rasa bapak pasti akan memberikan jawaban kepada saya, yang notabene adalah rakyat Indonesia biasa, pendidikan seadanya, tapi minimal saya punya hati nurani.
Bapak yang baik,
Saya ingin menanyakan satu hal yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Bukan terlambat, tapi saya sebagai orang beragama dan
berpendidikan, diajarkan untuk mendinginkan diri dulu, bicara tanpa emosi dan menggali data dengan benar sebelum bertanya. Sehingga jangan sampai ada kalimat sembarangan keluar dari mulut saya dengan emosi.
Bapak yang baik,
Ingatkah bapak bahwa beberapa saat yang lalu anda berbicara mengenai AIDS di twitter dan mengatas namakan penyebabnya
adalah :
” AKIBAT ITUNYA DIPAKAI SEMBARANGAN” ???
Kalau bapak lupa , bisa saya ingatkan karna tidak lama kemudian bapak kembali mengulang hal itu saat melakukan wawancara dengan Detik.
Bapak yang baik,
Kapankah terakhir kalinya bapak menginjak bangku sekolah ?
Andaikan terlalu jauh untuk bapak mengerti mengenai penyebab - penyebab penyakit tersebut,
pernahkah bapak mendengar yang namanya Hak Azazi, sopan santun, empati dan PERASAAN?
Bapak yang baik,
Dimata orang awam seperti saya, andalah orang yang harus nya bisa memberikan saya info dan masukan dan bimbingan.
Tapi tidak masalah kalau memang ternyata anda tidak pernah diajarkan dimanapun atau tidak pernah menemukan akses untuk
bisa mendapatkan data tentang AIDS.
Marilah kalau begitu, saya yang memberikan anda sedikit masukan.
1. Sebutlah mereka ODHA , Orang dengan HIV Aids.
2. Sebutlah mereka sahabat pak, karna mereka adalah sahabat.
3. Itu nya itu apa pak? Mulut nya dipakai sembarangan? Oh maaf. Kita tidak sedang membicarakan anda.
4. Saya mempunyai beberapa orang teman yang hidup sebagai ODHA, dan mereka perawan pak. Saya sharing info sedikit, hal
tersebut bisa kita dapatkan dari orang tua kita. Bukan dari ITU!
5. Saya punya banyak teman ODHA dan masih perawan juga pak, justru dengan
persentase lebih besar, mereka tertular melalui jarum suntik pak, bukan dari ITU !!!
6. Apakah anda tahu bahwa kita bisa berciuman sekalipun dengan ODHA, dan tetap tidak tertular selama kita tidak ada luka terbuka?
7. Apakah anda tahu bahwa kita bisa berhubungan badan dengan seorang ODHA dan berkurang resiko tertularnya dengan
benda yang disebut sebagai kondom?
8. Tahukah anda bahwa ada banyak cara lain tertular selain melalui ITU?? Ataukah cuma itu yang ada di kepala bapak?
Banyak sekali lembaga diluar sana yang sangat terbuka untuk memberikan info mengenai HIV Aids.
Bapak yang baik, apakah pembicaraan ini tabu dan haram untuk anda?
Seharam menyentuh seorang wanita kecuali itu adalah ibu negara dari negara adidaya?
Bapak yang baik,
Pernahkah anda berpikir bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini kecuali memakan kepala sendiri?
Pernahkah anda berpikir bahwa suatu hari, salah satu anggota keluarga anda mungkin saja mengalami hal ini?
Pernahkah anda bayangkan rasanya disaatitu, orang menunjuk keluarga anda dan
cuma berkata "ITU NYA SIH DIPAKE SEMBARANGAN !!!"
Bapak yang baik,
Mengertikah anda kata empati atau simpati … ataukah anda sama tidak mengertinya seperti anda tidak mengerti gejala dan penyebab penyakit HIV Positif?
Bapak yang baik,
Kalau mereka dianggap buruk karena tidak bisa menjaga tubuhnya, apakah bedanya mereka dengan orang lain yang tidak bervirus bakteri tapi memakan lemak setiap hari bak pejabat rakus dan harus sakit-sakitan karena kerakusannya?
Sama pak .
Sehingga saat kita tidak menjaga
tubuh, makan, mulut dengan baik, kita sama-sama mengidap pnyakit itu dengan cara yang berbeda?
Bapak yang baik,
"Siapakah yang memberi hak kepada anda untuk menilai orang lain, dan siapakah yang pernah menunjuk anda atau memberikan
anda derajat yang lebih tinggi dari orang lain?"
Bapak yang baik,
Tahukah anda bahwa baik presiden maupun abang becak itu sama kedudukannya di mata TUHAN??
Bapak yang baik,
Pernahkah bapak berpikir bahwa semua orang pasti disaat nya melakukan pilihan yang salah, atau kadang tidak mempunyai
pilihan sama sekali ?
Sama seperti mereka yang menjadi ODHA tanpa pilihan?
Sama seperti mereka yang pernah berbuat salah dan kini sudah menyesal dan menerima tanpa harus diingatkan dan dihina lagi?
Bukankah itu makna agama?
Bukankah akar dari semua agama harusnya adalah KASIH?.
Bapak yang baik,
Satu pesan yang diajarkan orang tua, keluarga, suami, sahabat dan agama saya adalah:
Jangan hidup bak Tong Kosong Nyaring Bunyinya.
Jangan mengatakan sesuatu tanpa berpikir.
Jangan pernah menganggap diri kita lebih baik dari orang lain.
Hormat Saya,
Melanie Subono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar