Minggu, 29 Mei 2011

Tanah dan Air, Tanah Air?


Judul diatas merupakan salah satu artikel DR. Mudji Sutrisno. Membaca tulisan beliau membuat miris hati saya dengan pergeseran nilai hidup bersosial yang dibungkus dengan kata PERADABAN dan MODERNISASI. 


Beliau memaparkan, sekitar tahun 1950-1960an, di daerah Jawa tepatnya disudut-sudut jalan kampung atau bahkan didepan rumah-rumah penduduk, tersedia kendi-kendi berisi air minum segar yang diperuntukkan bagi orang-orang yang kebetulan lewat dan sedang merasa kehausan. Tersedia juga sumur timba untuk membasuh keringat atau kaki dan tangan pejalan yang merasa kelelahan.

Disini, air dinilai sebagai kepemilikan bersama, dibagi secara bersama dan dinikmati bersama-sama. Bak layaknya kota Roma dalam masa peradaban apex mundi (pusat kota) yang mengelola air segar mereka melalui Fontana yaitu pancuran-pancuran air minum yang dihias indah dan sengaja ditaruh di piazza-piazza juga sudut jalan protokol atau taman-taman kota. 


Fontana ini memiliki fungsi yang sama yakni ketika orang membutuhkan air bisa langsung meminumnya. Air-air fontana ini disebut juga Aqua Virgine (air asli perawan) yang kemudian menjadi inspirasi Bernini membuat pahatan fontana di Navoda sebagai salah satu masterpiece pahatan airnya.

Kembali fokus ke peradaban di Indonesia. Peradaban sekarang merupakan peradaban “having” atau kepemilikan. Terjadi pergeseran nilai dari yang awalnya bersama (tanah air kita) menjadi nilai kepemilikan dengan cover ekonomis atau komersil. 


Contoh nyata seperti kemasan plastik air minum. Betapa daya dorong komersil yang kuat kemudian air yang menjadi milik bersama disulap oleh kekomersilan, menjadi brand perdagangan bagi yang mampu. Lihat pula penghilangan kendi-kendi milik umum berganti menjadi penjualan air botolan dengan berbagai merek. Pemanfaatan syarat basic survival - kebutuhan dasar bertahan hidup untuk dijadikan barang konsumsi.
Jika keadaannya seperti ini, lalu muncul pertanyaan, siapakah pemilik tanah dan air ini? Apakah diperuntukkan bagi mereka yang mampu?
Tanah yang dahulu seperti air, milik bersama, kini dalam peradaban having menjadi milik individual yang semakin dikumpulkan dan dijadikan sumber kekayaan pribadi. Akibatnya, hidup bersama yang ditopang atas dasar milik bersama kini dikuasai oleh yang empunya. Lalu masih relevankah menyanyikan tanah airku?

Muncul persoalan transisi peradaban antara “tanah air milik bersama” (secara hukum milik negara) menuju tanah air yang dikuasai hukum ekonomi, komersialisasi ekonomi.

Tanah airku,
Tanah tumpah darahku
Tanah yang subur dan kaya
Tanah yang menguntungkan bagi yang mampu
Oh Indonesiaku...


Kamus Pariwisata

Guys..... yang satu ini perlu juga untuk diketahui bersama.
Ada beberapa istilah dari kata "wisata" yang kadang membuat bingung. Misalnya kata pariwisata dan kepariwisataan. Hmmm terkesan sama kan?
Tetap saja beda kalau sudah ada penambahan huruf (orang bego juga tau xixiii)

OK kalau begitu langsung saja.
  • Wisata merupakan kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang telah dikunjungi dalam jangka waktu sederhana.
  • Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.
  • Pariwisata yaitu berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
  • Kepariwisataan adalah berbagai macam kegiatan yang terkait dengan pariwisata. Bersifat multidimensi dan multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara. Kepariwisataan termasuk juga didalamnya adalah interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
  • Daya Tarik Wisata yakni segala seuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai, yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia, yang kemudian menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
  • Daerah Tujuan Pariwisata atau disebut juga Destinasi Wisata merupakan kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif. Didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum dan fasilitas pariwisata, aksebilitas, serta masyarakat yang saling terkait melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
  • Usaha Pariwisata adalah segara usaha penyediaan barang dan atau jasa bagi penentuan kebutuhan wisatawan serta penyelenggaraan pariwisata.
  • Pengusaha Pariwisata adalah orang atau kelompok yang melakukan kegiatan / usaha pariwisata.

Kamis, 26 Mei 2011

Tidak Ingin Belajar Lagi

Sudah hampir sebulan ini saya dalam perang dingin dengan wanita yang saya panggil mama.

Berada dalam situasi seperti ini sangat tidak menyenangkan apalagi saya yang masih tinggal serumah dengan orang tua. Ganjil dan tidak terbiasa. Lebih banyak menghabiskan waktu dalam kamar (tidak terlalu membosankan juga karena semua yang saya butuhkan tersedia disitu). Saya cuma keluar saat ingin makan atau ke toilet.

Berpapasan? Masing-masing berlagak seolah tak melihat satu sama lain.

Kejadian itu berawal dari beberapa minggu lalu saat ada resepsi pernikahan salah satu sepupu. Hanya karena tidak turut membantu persiapan pernikahan, saya pun di ceramah habis-habisan. Tapi tidak sesederhana itu teman. Dari kata-kata yang keluar dari mulutnya, ada bahasa yang sangat menyakitkan - bahasa yang keluar dari relung hatinya saya kira. Apa yang dipendamnya selama ini akhirnya bisa saya tahu melalui momen itu. Seperti seorang mabuk yang terkadang jujur perkataannya saat sedang benar-benar mabuk.

Mengetahui itu amat menyakitkan. Seolah dihempaskan ke titik dasar untuk mengerti sebuah arti penolakan. Katakan ini cuma persepsi saya, tapi tidak ada alternatif lain dari bahasa itu yang mampu saya tangkap lagi. Bukan begini harusnya mama.

Muncul seribu, sejuta bahkan uncountable questions yang harus saya cari jawabannya. Apa yang bisa dimengerti dari anak usia 25 tahun terhadap maksud wanita 48 tahun? Kekecewaan, penyesalan, permusuhan dengan diri sendiri mulai menghidupi saya sampai saat ini. Saya habiskan berhari-hari hanya untuk menyelami ada apa dengan 5, 10, bahkan 25 tahun kemarin. Jika seorang ibu mengungkapkan betapa malunya ia dengan putrinya, apa yang harus saya lakukan?

"Jika boleh, sekali 'abrakadabra' ingin rasanya menghapus ingatan kami berdua tentang masa sulit kemarin. Tentang rasa syukur yang sudah saya panjatkan, tentang betapa bangganya punya ibu yang super hebat, tentang dia yang memainkan peran sebagai satu-satunya manusia yang mampu menerima saya dalam keterpurukan, atau tentang kepasrahan dan kasih sayangnya sewaktu menguatkan saya."


Harusnya dilupakan saja agar saya tidak perlu lagi percaya, ada ibu  disitu untuk menopang saya. 
Dan tidak harus se-extrim ini permainan sakit hati. Namun semua bergulir tanpa bisa saya kontrol lagi walau segala akal, akhlak, nurani sudah saya maksimalkan tetap saja tidak menjawab semua penolakan dari seorang ibu.
Maaf mama.  Untuk debu di wajah kalian. 
Awalnya saya percaya, kesalahan dan kekeliruan kemarin adalah proses belajar. Namun tidak untuk kali ini. 

Saya mulai meyakini bahwa itu semua hanya menjadi suatu bumerang bahkan untuk ibu kandung sendiri.
Kemana saya akan pergi tanpa pengakuan?


Rabu, 25 Mei 2011

SEPEDA - Maknai Hidup Tiap Harinya

Albert Einstein bilang, "Hidup seperti naik sepeda. Agar tetap seimbang, kau harus terus bergerak".
Hidup ini harus dilakoni layaknya mengayuh sepeda tadi. Harus seimbang. Bagaimana caranya? Ya, ambil keputusan yg menyangkut diri dan publik dengan bijak, melalui pemikiran dan dan analisa yang matang.


Coba kita maknai hari demi hari dengan sebaik-baiknya.


Hari SENIN, semangat baru nan indah.


Hari SELASA harus dimaknai sebagai hari yang selalu luar biasa, dan hari RABU adalah singkatan dari 'Rasa bahagia dalam kalbu'.


Hari KAMIS adalah 'Hari Sukses', hari evaluasi apa yang sudah kita lakoni selama tiga hari sebelumnya dan apa yang harus kita perbuat untuk tiga hari kedepan.


Di hari JUMAT bisa berarti 'Juga amat hebat', bisa juga dicatat sebagai hari yang kurang produktif karena segera memasuki hari sabtu, hari libur.


Hari SABTU bisa dijadikan ajang evaluasi apa yang telah dikerjakan selama lima hari kemarin? Sabtu berarti 'Saatnya Bersatu!'. Bisa menjadi hari yang produktif atau tidak tergantung dari diri sendiri. Sepasang anak manusia yang sedang memadu kasih akan menggunakan hari ini sebagai hari kemesraan.


Sedangkan hari MINGGU atau 'Mari kita ingat berkah seminggu' digunakan sebagai hari bersyukur.
Inilah siklus hidup manusia dalam sepekan.


Mari kita mengevaluasi dan memaknai hidup kita setiap harinya dengan penuh syukur.
Apakah saya dan Anda sudah melakoni perjalanan hidup ini dengan dan seperti sepeda?....

21 Quotes to Open Your Heart


1. “To open your heart to someone means exposing the scars of the past.”

2. “Breathe. Let go. And remind yourself that this very moment is the only one you know you have for sure.”

3. “When pure sincerity forms within, it is outwardly realized in other people's hearts.”

4. “Tears are words the heart can't express”

5. “You can close your eyes to the things you do not want to see, but you cannot close your heart to the things you do not want to feel.”

 6. “There are things that we never want to let go of, people we never want to leave behind.
      But keep in mind that letting go isn't the end of the world, it's the beginning of a new life.”

7. "To understand the heart and mind of a person, look not at what he has already achieved, but at what he aspires to."

8. "A person's world is only as big as their heart"

9. "The heart has eyes which the brain knows nothing of."

10. "Listening to your heart is not simple. Finding out who you are is not simple.
       It takes a lot of hard work and courage to get to know who you are and what you want."

11. "The less you open your heart to others, the more your heart suffers."

12. "Have a heart that never hardens, a temper that never tires, and a touch that never hurts."

13. "In a full heart there is room for everything, and in an empty heart there is room for nothing."

14. "The way to the heart is through the ears."

15. "Smile, it is the key that fits the lock of everybody's heart."

16. "A joyful heart is the inevitable result of a heart burning with love."

17. "Your heart is free, have the courage to follow it."

18. "Only do what your heart tells you."

19. "The mind forgets but the heart always remembers."

20. "Follow your heart, but be quiet for a while first. Ask questions, then feel the answer. Learn to trust your heart."

21. "Wherever you go, go with all your heart."




KECUALI

Minggu, 14 November 2010 | 00:22 WIB
Oleh : Putu Setia

Negeri ini sedang berduka tertimpa bencana, pejabat negara hendaknya tidak bepergian ke luar negeri. Kecuali presiden.

Mungkin ini kata yang tak terucapkan. Memang, kunjungan ke luar negeri yang tak penting sebaiknya ditunda. Ada ribuan orang yang tengah menderita terkena bencana di Wasior, Mentawai, dan Merapi. Belum lagi bencana yang tingkatnya lebih rendah, seperti banjir di beberapa daerah.

Kenapa Presiden boleh pergi? Bukankah Barack Obama membatalkan perjalanan ke luar negeri ketika ada tumpahan minyak di Teluk Meksiko? Itu kasusnya beda. Obama jalan-jalan menjalin kemitraan, sementara Presiden SBY ke Korea Selatan dan Jepang menghadiri pertemuan penting, konferensi tingkat tinggi kelas dunia. Indonesia harus berperan dalam kegiatan itu.

Ini contoh perkecualian yang masuk akal. Jika kita simak berita belakangan ini, ada banyak sekali perkecualian, entah masuk akal atau akal-akalan. Misalnya, Menteri Tifatul Sembiring, karena keyakinannya yang mutlak dan sangat pribadi, tak sudi bersalaman dengan wanita lain yang bukan muhrimnya. Kecuali dengan Michelle Obama.

Sampai di sini saya tetap menaruh hormat kepada Menteri Tifatul, apalagi saya senang dengan pantunnya. Pernah saya menyimpan pertanyaan dalam hati: apakah keyakinan itu tidak bertabrakan dengan statusnya sebagai pejabat publik? Bagaimana kalau ada stafnya yang wanita dan berprestasi, atau tamu-tamu terhormatnya yang bukan muhrim, apa tega tak menyalami? Saya banyak kenal para kiai dan banyak di antara mereka yang mau bersalaman dengan bukan muhrim.

Tapi pertanyaan itu segera saya buang. Hak seseorang untuk berkeyakinan dan berprinsip harus dihormati--meskipun menurut saya menegakkan keyakinan itu harus siap untuk mengorbankan hal lain. Misalnya, kalau tak mau salaman, ya, jangan menjadi pejabat publik--karena ini etika dalam sebuah pergaulan yang sehat.

Konon, beberapa tahun lalu di Bali, ada seseorang hendak dilantik jadi pejabat. Ketika dia tahu dalam acara sumpah jabatan harus mengenakan pakaian nasional lengkap dengan kopiah hitam, dia menolak. Menurut dia, kopiah itu simbol agama tertentu. Banyak orang menasihati, itu hanya “peci”, itu hanya “songkok nasionalis”, tapi dia tetap ngotot dengan keyakinannya. Dan dia berkorban: mundur jadi pejabat. Saya salut kepada prinsipnya itu.

Kembali kepada Menteri Tifatul, saya menghormati prinsipnya dan saya pun senang ada perkecualiannya, yakni mau salaman dengan tamu negara yang kita hormati. Tapi, aneh bin ajaib, ketika Tifatul berkilah di Twitter bahwa salaman itu “tak ikhlas” dan dia menyalahkan Michelle yang memaksakan tangan, saya jadi heran. Ini membuat hormat saya sirna kepada sang menteri. Saya setuju Tifatul berhenti jadi pejabat publik, bukan soal keyakinannya, melainkan alasan “akal-akalannya” itu.

Bagaimana dengan kasus Gayus Tambunan? Orang-orang yakin, Kapolri Timur Pradopo pasti siap menindak anggotanya yang mengeluarkan Gayus dari tahanan. Orang pun yakin, pemerintah akan mampu menuntaskan kasus ini. Kecuali, mengungkap kebenaran adanya Gayus di Bali.

Kenapa ada kecuali lagi? Ketika orang mirip Gayus itu ada di Bali, di situ ada Aburizal Bakrie. “Kebetulan” ini bisa dikaitkan dengan pernyataan Gayus asli yang disampaikan dalam sidang, ada uang Rp 100 miliar berasal dari wajib pajak di perusahaan yang sahamnya milik keluarga Bakrie. Orang bisa main tebak, pastilah ada pertemuan untuk menyiasati persidangan kasus mafia pajak itu. Dan itu akan tetap misteri karena ketokohan Aburizal, kecuali dia bukan lagi orang penting di negeri ini.

Wajah Muslim : Menyejukkan atau Menakutkan?

• Oleh : Sofyan, S. Ag

Keimanan dan ketaqwaan memegang peranan penting dalam kehidupan, dimana ia selalu memotivasi seseorang beramal shaleh, tunduk kepada Tuhan, rajin berbuat kebajikan dan kebaikan terhadap makhluk ciptaan Tuhan serta menjauhi segenap larangan-Nya, faktor ini jualah yang membentuk jati diri seorang muslim tampil menjadi yang terbaik.

Kalau membincangkan tentang muslim terbaik maka Rasulullah SAW pernah ditanya para sahabat pada suatu hari, tentang kriteria seorang muslim yang paling baik, “Muslim bagaimana yang paling baik itu ya Rasulullah?

Maka beliau menjawab, “Muslim yang paling baik itu adalah seorang muslim yang membuat orang-orang Islam atau lainnya selamat dari gangguan kejahatan lisan dan tangannya (HR. Muslim).” Muslim yang paling baik itu kata Rasulullah adalah mereka yang mampu menjaga lisan, menahan kedua tangan dan dirinya dari perbuatan yang dapat menyakiti, menzalimi dan menganiaya orang lain.

Seorang muslim yang baik merupakan profil individu yang mampu menciptakan ketenangan, kedamaian, mampu menjaga keamanan, melestarikan alam ciptaan Tuhan. Rasul mengibaratkan kehidupan seorang muslim seperti lebah, dimana dia hanya menghisap sari pati bunga yang cantik, harum semerbak wanginya, kemudian hanya menghasilkan sesuatu yang besar manfaatnya bagi kehidupan manusia yaitu madu.

Muslim yang baik itu bermanfaat bagi orang lain, kehadirannya selalu dinantikan, kebaikannya selalu diberikan kepada siapa saja tanpa memandang bulu, senang membantu yang susah tanpa pamrih, tidak pernah berbuat keonaran, karena itu orang selalu mendambakan dan merasa aman hidup di sampingnya.

Pada hakekatnya seorang muslim adalah mereka yang selamat hidupnya di dunia dan akhirat, lebih dari itu dia mampu menyelamatkan orang lain dari kemungkinan terperosok masuk ke dalam jurang. Barangkali inilah wajah-wajah kaum muslimin saat ini yang telah menjalani pelatihan selama satu bulan.

Adapun jika penampilan menyeramkan yang ditunjukkan sebagian umat Islam dengan berbuat keonaran, melakukan tindakan destruktif, mengganggu ketentraman dan kedamaian masyarakat bukanlah wajah asli kaum muslimin yang berpegang pada ajaran Ilahi, yang rahmatan lil ‘alamin. Ajaran Islam tidak pernah mengajarkan kepada umatnya untuk melakukan tindakan anarkis dengan menghancurkan tempat ibadah atau melakukan tindak kriminal dan kekerasan terhadap orang lain.

Kita sepakat bahwa semua agama mengajarkan perbuatan baik kepada orang lain khususnya yang tidak seagama dengan mereka. Barangkali kekerasan yang muncul dalam diri umat Islam disebabkan satu hal yang tidak dapat diselesaikan dengan jalan damai, sehingga memancing reaksi kemarahan umat Islam. Umat Islam ini ibarat singa yang tidur, jika diusik dia akan marah, meraum, meradang sejadi-jadinya, jika tidak diganggu maka amanlah dunia ini. Apapun masalahnya kita yakin dan percaya pasti dapat dicarikan solusinya.

Mungkin juga kita patut mewaspadai upaya-upaya pihak ketiga yang ingin mengadu domba antar sesama anak bangsa, antar umat beragama supaya saling curiga mencurigai, saling tuduh menuduh hingga berakhir pada perpecahan, peperangan dan perkelahian. Kita sebagai umat Islam jangan terprovokasi melakukan tindakan anarkis dan destruktif.

Pentingnya Iman dan Taqwa dalam Kehidupan

Faktor utama yang membentuk jati diri seorang muslim tampil menjadi yang terbaik tidak lain adalah faktor keimanan dan ketaqwaan. Keimanan dan ketaqwaanlah yang selalu memotivasi seseorang melakukan kebaikan, semakin tinggi tingkat keimanan dan ketaqwaan seseorang akan semakin baik komunikasinya terhadap Tuhan dan hubungan sosial.

Kekuatan imanlah yang dijadikan modal mengarungi bahtera kehidupan yang banyak godaan dan tantangan untuk bersabar tidak terkontaminasi melakukan perbuatan yang dapat merugikan orang lain.

Seorang muslim yang selalu merasa bahwa dirinya berada dalam pengawasan Tuhan akan senantiasa berhati-hati dalam setiap gerak-gerik dan tingkah laku. Mereka akan berupaya memproteksi diri tidak ikut-ikutan, terprovokasi atau sengaja menjatuhkan diri dalam kubangan maksiat yang dilakukan secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi atau melakukan perbuatan yang menyengsarakan orang lain.

Pemimpin atau pejabat yang beriman dan bertaqwa akan melindungi dirinya untuk tidak menyelewengkan amanah yang diemban di pundaknya, dia tidak akan korupsi, tidak melakukan perbuatan yang dapat merugikan rakyat, bangsa dan negara, dia akan jujur dan melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab karena harus mempertanggungjawabkannya kelak di akhirat.

Kadangkala seorang muslim telah shalat, puasa, hajinya bahkan berulang kali, rajin sedekah tetapi maksiat demi maksiat dan bermacam-macam dosa tetap dilakukan. Korupsinya jalan terus, menggosip dan menggosop kepunyaan orang lain tetap dilakukan, berdusta, membunuh dan berbagai prilaku destruktif dan anarkis yang merugikan orang lain sulit untuk ditinggalkan, seolah-olah keimanan dan ketaqwaan itu tempatnya di masjid saja, atau ketika mendengarkan tausiah agama lantas dia takut dengan Tuhan, namun tatkala kernbali ke habitatnya watak aslipun kelihatan.

Model ketaqwaan orang seperti ini hanya main-main dan mengolok-olok Tuhan saja. Benarlah jika keimanan yang selalu mengalami pasang surut harus selalu dijaga, karena bisa jadi tatkala keimanan seseorang sedang lesu mengalami penurunan, besar kemungkinan dia akan melakukan perbuatan amoral, merugikan orang lain dengan melanggar norma-norma agama, melanggar kode etik masyarakat, berbangsa dan bernegara. Wallahu ‘alam.

* Penulis adalah pengajar di pesantren Darularafah Raya, Pembimbing Rohani di Pusat Rehabilitasi Narkoba Pamardi al-Insyaf Kementrian Sosial Sumatera Utara, mahasiswa S2 IAIN Medan dan dosen STAIDA.

Surat Melanie Subono untuk Tifatul Sembiring

Maret 29th, 2011 @ 9:48 AM

Surat untuk Yth Bpk Tifatul Sembiring.

Dengan hormat,
Dengan menjaga segala bentuk sopan santun yang bisa saya pikirkan, saya ingin menyampaikan surat ini kepada bapak, dan akan terus mencoba sampai bapak membaca dan memberikan komentar.

Sebagai orang yang berpendidikan dan mempunyai jabatan, saya rasa bapak pasti akan memberikan jawaban kepada saya, yang notabene adalah rakyat Indonesia biasa, pendidikan seadanya, tapi minimal saya punya hati nurani.

Bapak yang baik,
Saya ingin menanyakan satu hal yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Bukan terlambat, tapi saya sebagai orang beragama dan
berpendidikan, diajarkan untuk mendinginkan diri dulu, bicara tanpa emosi dan menggali data dengan benar sebelum bertanya. Sehingga jangan sampai ada kalimat sembarangan keluar dari mulut saya dengan emosi.

Bapak yang baik,
Ingatkah bapak bahwa beberapa saat yang lalu anda berbicara mengenai AIDS di twitter dan mengatas namakan penyebabnya
adalah :
” AKIBAT ITUNYA DIPAKAI SEMBARANGAN” ???

Kalau bapak lupa , bisa saya ingatkan karna tidak lama kemudian bapak kembali mengulang hal itu saat melakukan wawancara dengan Detik.

Bapak yang baik,
Kapankah terakhir kalinya bapak menginjak bangku sekolah ?
Andaikan terlalu jauh untuk bapak mengerti mengenai penyebab - penyebab penyakit tersebut,
pernahkah bapak mendengar yang namanya Hak Azazi, sopan santun, empati dan PERASAAN?

Bapak yang baik,
Dimata orang awam seperti saya, andalah orang yang harus nya bisa memberikan saya info dan masukan dan bimbingan.
Tapi tidak masalah kalau memang ternyata anda tidak pernah diajarkan dimanapun atau tidak pernah menemukan akses untuk
bisa mendapatkan data tentang AIDS.

Marilah kalau begitu, saya yang memberikan anda sedikit masukan.
1. Sebutlah mereka ODHA , Orang dengan HIV Aids.
2. Sebutlah mereka sahabat pak, karna mereka adalah sahabat.
3. Itu nya itu apa pak? Mulut nya dipakai sembarangan? Oh maaf. Kita tidak sedang membicarakan anda.
4. Saya mempunyai beberapa orang teman yang hidup sebagai ODHA, dan mereka perawan pak. Saya sharing info sedikit, hal
tersebut bisa kita dapatkan dari orang tua kita. Bukan dari ITU!
5. Saya punya banyak teman ODHA dan masih perawan juga pak, justru dengan
persentase lebih besar, mereka tertular melalui jarum suntik pak, bukan dari ITU !!!
6. Apakah anda tahu bahwa kita bisa berciuman sekalipun dengan ODHA, dan tetap tidak tertular selama kita tidak ada luka terbuka?
7. Apakah anda tahu bahwa kita bisa berhubungan badan dengan seorang ODHA dan berkurang resiko tertularnya dengan
benda yang disebut sebagai kondom?
8. Tahukah anda bahwa ada banyak cara lain tertular selain melalui ITU?? Ataukah cuma itu yang ada di kepala bapak?
Banyak sekali lembaga diluar sana yang sangat terbuka untuk memberikan info mengenai HIV Aids.

Bapak yang baik, apakah pembicaraan ini tabu dan haram untuk anda?
Seharam menyentuh seorang wanita kecuali itu adalah ibu negara dari negara adidaya?

Bapak yang baik,
Pernahkah anda berpikir bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini kecuali memakan kepala sendiri?
Pernahkah anda berpikir bahwa suatu hari, salah satu anggota keluarga anda mungkin saja mengalami hal ini?

Pernahkah anda bayangkan rasanya disaatitu, orang menunjuk keluarga anda dan
cuma berkata "ITU NYA SIH DIPAKE SEMBARANGAN !!!"

Bapak yang baik,
Mengertikah anda kata empati atau simpati … ataukah anda sama tidak mengertinya seperti anda tidak mengerti gejala dan penyebab penyakit HIV Positif?

Bapak yang baik,
Kalau mereka dianggap buruk karena tidak bisa menjaga tubuhnya, apakah bedanya mereka dengan orang lain yang tidak bervirus bakteri tapi memakan lemak setiap hari bak pejabat rakus dan harus sakit-sakitan karena kerakusannya?
Sama pak .

Sehingga saat kita tidak menjaga
tubuh, makan, mulut dengan baik, kita sama-sama mengidap pnyakit itu dengan cara yang berbeda?

Bapak yang baik,
"Siapakah yang memberi hak kepada anda untuk menilai orang lain, dan siapakah yang pernah menunjuk anda atau memberikan
anda derajat yang lebih tinggi dari orang lain?"

Bapak yang baik,
Tahukah anda bahwa baik presiden maupun abang becak itu sama kedudukannya di mata TUHAN??

Bapak yang baik,
Pernahkah bapak berpikir bahwa semua orang pasti disaat nya melakukan pilihan yang salah, atau kadang tidak mempunyai
pilihan sama sekali ?
Sama seperti mereka yang menjadi ODHA tanpa pilihan?

Sama seperti mereka yang pernah berbuat salah dan kini sudah menyesal dan menerima tanpa harus diingatkan dan dihina lagi?
Bukankah itu makna agama?
Bukankah akar dari semua agama harusnya adalah KASIH?.

Bapak yang baik,
Satu pesan yang diajarkan orang tua, keluarga, suami, sahabat dan agama saya adalah:
Jangan hidup bak Tong Kosong Nyaring Bunyinya.

Jangan mengatakan sesuatu tanpa berpikir. 
Jangan pernah menganggap diri kita lebih baik dari orang lain.



Hormat Saya,
Melanie Subono




Nice Word from RENDRA



Sering kali aku berkata,
ketika orang memuji milikku,
bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan Nya,
bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya,
bahwa putraku hanya titipan Nya,

tetapi,mengapa aku tak pernah bertanya,
mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?
Dan kalau bukan milikku,apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat,ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?

Ketika diminta kembali,
kusebut itu sebagai musibah,
kusebut itu sebagai ujian,
kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja
untuk melukiskan bahwa itu adalah derita.

Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak rumah,
lebih banyak popularitas,
Dan kutolak sakit,
kutolak kemiskinan,

Seolah …semua “derita” adalah hukuman bagiku.
Seolah …keadilan dan kasih Nya harus berjalan
seperti matematika:
aku rajin beribadah,maka selayaknyalah derita menjauh dariku,dan
Nikmat dunia kerap menghampiriku.Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang,dan bukan Kekasih.

Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku”,
dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku
Gusti, padahal tiap hari kuucapkan,
hidup dan matiku hanyalah untuk
beribadah…
“ketika langit dan bumi bersatu,bencana dan keberuntungan sama saja”
(WS Rendra).

Selasa, 24 Mei 2011

Ingin dan Pulang

Tetap di stigma yang sama
merindukan sosok yang tak nyata
lebih buruk dari si pungguk pada sang bulan
ada garis namun tak kuterka berapa panjangnya
si lurus tebal inilah pembatasnya
ah tak bisa kusingkirkan
cuma ada satu jalan
lewati saja.

Pelan seolah tak ingin tertangkap mata
kuangkat kaki bagian kiri 
kenapa kiri?
otomatis saja ketika fokusku tertumpu pada 
sosok kesayangan itu

Dan oh.. aku terpental
jauh melampaui perpanjangan jalan berkelok
mencoba tegak untuk kembali
namun sebaiknya diurungkan saja

Kutatapi dari kejauhan
samar sosok itu terlihat
bertudung ekpresi tak berekspresi

coba lagi pertajam sudut lihatku
dia seolah berkata
"jangan kesini dulu.."



_Lecon
16.05.11

Babak Kedua


Memulai dari mana?
seolah tak ada habisnya menuai kuasa
setiap dentingan irama terasa bak eskursi
menyayat namun nikmat
ketika hanya bisa terpaku menatap 
dengan gairah yang kadang redup kadang benderang
coba angkuhkan diri seolah tak merasa
walau sesungguhnya tak terperi

Bukan permainan sepakbola yang diharapkan
wasit meniup peluit dan game over
kau tahu dengar lihat rasa
ada ekspresi yang terpaksa tertahan
ada untaian melodi risau
sayang, kau masih tak percaya

Lalu mengapa tak datang padaku
kau yang sementara berdiam disana
kau pun sedang mendiami hatiku
kusarankan
ukir aromamu diatas spons hatiku agar kau lihat
bagaimana ia menyedot setiap sel harum-mu
Dan akhirnya kau mulai percaya
Kisah kita butuh babak kedua


Lecon_24.05.11

Tips Memotret Wajah





Pada tips fotografi kali ini saya akan sedikit membahas bagaimana cara pendekatan yang baik untuk memotret manusia. Jika pada artikel-artikel yang lalu sudah di jelaskan berbagai aspek dalam memotret manusia maka kali ini saya akan membahas khusus mengenai memotret bagian wajah.

Ada hal-hal spesifik yang perlu diperhatikan dalam memotret wajah :

1 . Fokus pada mata.

Seperti telah dikatakan bahwa mata adalah jendela jiwa, jadi sangat penting bagi kita untuk fokus pada mata ketika memotret wajah manusia. Karena setiap kali orang melihat foto seseorang bagian yang paling dulu dilihat adalah bagian mata. Semakin kuat anda bisa menangkap ekspresi lewat tatapan mata semakin kuat foto anda.

2 . Sudut pandang.

Hanya ingin mengingatkan bahwa sudut pandang pengambilan foto kita pada format close-up akan sangat mempengaruhi emosi foto secara keseluruhan. Bagian mana dari wajah yang jaraknya paling dekat ke lensa itu yang menjadi pusat perhatian.

3 . Gunakan cahaya yang lembut dan merata.

Cahaya yang lembut akan sangat baik untuk mengangkat skin tone pada wajah sehingga bisa tampil lebih alami.

4 . Tambahkan hair light.

Kita bisa menambahkan hair light ( kilau cahaya pada rambut ) agar detail foto wajah bisa lebih dinamis. Selain dapat memberikan volume pada obyek, hair light juga membantu memberi jarak antara obyek dengan background.

5 . Pilihan lensa.

Lensa yang ideal untuk memotret wajah adalah 90 mm ke atas pada kamera DSLR, dan sekitar 55 mm ke atas pada kamera poket lalu dibantu pada bagian editing agar dapat lebih close-up.

6 . Ekspresi model.

Bagian yang terpenting pada sesi pemotretan wajah atau close-up adalah tentunya ekspresi si model. Adalah menjadi tugas anda sebagai fotografer untuk dapat mengarahkan model anda agar bisa berekspresi senatural mungkin. Banyak cara bisa ditempuh antara lain; dengan mengajak ngobrol, melontarkan lelucon atau candaan atau sekedar menyetel musik untuk membangkitkan mood.

Oke, teman-teman selamat mencoba ya.



Foto : tukangpoto

Copyright : http://fotograferjurnal.blogspot.com