Saya merindukan sebuah pena dan secarik kertas
Ketika benak saya ingin bersenggama sesaat
Tentang riuhnya suara bumi berteriak minta tolong
Tentang asa yang hampir putus di perempatan kaki liang
Tentang gurauan pak tua kepada harmonika titipan eyangnya
Atau tentang lambaian anggun manis Putri Indonesia
Tak terbantahkan bagi mata nelangsa kesepian
Entah enggan entah suka
Saya menginginkan sebuah pena dan secarik kertas
Ketika buaian imaji penuh hasrat mendesak melambung
Tentang senja menyapa alam yang menurut begitu saja
Tentang rajutan partikel mendorong kumbang mencari bunga
Atau tentang pasir yang tak mampu berjarak dengan asin laut
karena setiap butirnya mampu diselimuti si cair maut
Jadi apa saya tanpa sebuah pena dan secarik kertas
Jika kebakaran dalam saluran bisu di kepala
Petualangan batin lunglai ini
Hanya tertuang persis pada secarik kertas oleh sebuah pena
Goresan demi goresan
Lalu menjadi makna berurai
Lalu menjadi makna berurai
Saya hanya butuh sebuah pena dan secarik kertas
Usang pun tak mengapa
Asalkan dapat ditorehkan cerita yang tak pernah usang
Bukan berkompetisi
Hanya ingin diwadahi
Dan seketika menjadi sederhana
Dan seketika menjadi sederhana
Saat ada sebuah pena
Dan secarik kertas
Lecon
03.06.11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar