Selasa, 04 Desember 2012

Membuat Animasi Dengan Photoshop

Yihay! Saya baru tahu cara membuat animasi bergerak dengan photoshop. 
Cara membuat animasi bergerak (.gif) mungkin bagi sebagian orang hanya dengan menggunakan software adobe flash. 

Tetapi photoshop holic jangan berkecil hati. Karena dengan photoshop kita juga bisa membuat gambar animasi bergerak dengan photoshop.

ini dia tutorialnya http://editsanasini.blogspot.com/2012/01/cara-membuat-gambar-animasi-bergerak.html.







Selasa, 27 November 2012

Sang Maestro Symmetria


NYA punya senjata
Keindahan namanya
mengalun
meresap
merasa
indah begitu saja

Bukan seolah
aku terbawa
tanpa paksaan
untuk sesuatu yang tak berbahasa
indah tahu harus kemana
ke tempat leluhurnya menetap
kecuali dagingku sendiri yang menolak
tatkala indah berdenting

Terima kasih
untuk simfoni
citra rasa karsa
untuk keindahan
aku terbius
ia merasuk
aku terilhami
ia menyebar
aku menyenangkan
ia menenangkan
aku mengukir senyum
ia membentuk jiwa
oh.... kami tergeletak diam
diam-diam pula mengakui pekerjaan yang Empunya
kembali ku sanjung Sang Maestro

NYA sungguh indah
dan kusebut NYA,
Segala Kebaikan

Lecon Alfate, Pasar Baru 28.11.2012


              **Sebuah catatan lepas dengan niat mengekspresikan syukur bagiNya, sambil bergema adzan sholat subuh dari Masjid Assyafiyah yang letaknya persis samping kosan saya plus ditemani  alunan Kitaro-Thinking of You menambah hikmatNya bagi saya.
             Symmetria sendiri adalah istilah bangsa Yunani untuk menyebut keindahan dalam arti luas, yang  berdasarkan penglihatan (karya pahat, lukis dan arsitektur) dan pendengaran (musik dan syair). Pengertian keindahan meliputi keindahan seni, keindahan alam, moral dan keindahan intelektual.
             Entah bagaimana cara kerjaNya, ada titik dimana saya benar-benar menikmati hirupan nafas demi nafas, seperti jadi melodi terima kasih bagiNya. 
Seperti saat ini, saat dimana saya mengerjakan presentase laporan, sambil editorial foto, sambil mendesign kartu pos tahun baru 2013, sambil juga menulis keindahanNya yang tiada tara.
Segala Kebaikan sungguh mengilhami saya akan segala kebaikan 
*ambil posisi berdoa :) 




.

Minggu, 04 November 2012

Mengapa Orang Yahudi Rata-Rata Pintar?


Berdasarkan tulisan Chappy Hakim, Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara yang diperolehnya dari membaca terjemahan H. Maaruf Bin Hj Abdul Kadir (guru besar Universitas Massachuset USA berkebangsaan Malaysia) tentang penelitian yang dilakukan oleh DR.Stephen Carr Leon. Penelitian DR Leon ini adalah tentang Pengembangan Kualitas Hidup Orang Israel atau Orang Yahudi.
Studi yang dilakukan mendapatkan fakta-fakta sebagai berikut :

Ternyata, bila seorang perempuan Yahudi hamil, maka sang ibu segera saja meningkatkan  aktivitasnya membaca, menyanyi dan bermain piano serta mendengarkan musik klasik. Tidak itu saja, mereka juga segera memulai untuk mempelajari matematika lebih intensif juga membeli lebih banyak lagi buku tentang matematika. Bila ada yang tidak diketahui dengan baik, mereka tidak segan-segan untuk datang ke orang lain yang tahu matematika untuk mempelajarinya. Semua itu dilakukannya untuk anaknya yang masih di dalam kandungan.

Setelah anak lahir, sang ibu yang menyusui bayinya memilih lebih banyak mengkonsumsi kacang, korma dan susu. Siang hari, makan roti dengan ikan tanpa kepala serta salad. Daging ikan dianggap bagus untuk otak dan kepala ikan harus dihindari karena mengandung zat kimia yang tidak baik untuk pertumbuhan otak sang anak. Disamping itu, sang ibu diharuskan banyak mengkonsumsi minyak ikan (code oil lever).

Menu diatur sedemikian rupa sehingga didominasi oleh ikan. Bila ada daging, mereka tidak akan makan daging bersama-sama dengan ikan, karena mereka percaya dengan makan ikan dan daging secara bersamaan hasilnya tidak bagus untuk pertumbuhan. Makan ikan seyogyanya hanya makan ikan saja, bila makan daging maka hanya makan daging saja, tidak boleh dicampur. 
Makan pun, didahului dengan makan buah-buahan kemudian roti atau nasi. Makan nasi dulu baru kemudian makan buah, dipercaya akan hanya membuat ngantuk dan malas berkerja.

Anak-anak selalu diprioritaskan untuk makan buah dulu baru makan nasi atau roti dan juga tidak boleh lupa untuk minum pil minyak ikan. Mereka juga harus pandai bahasa, minimal 3 bahasa harus dikuasainya yaitu Hebrew, Arab dan Bahasa Inggris. Anak-anak diwajibkan berlatih piano dan biola. Dua instrument ini dipercaya sangat efektif meningkatkan IQ mereka karena irama musik terutama musik klasik dapat menstimulasi sel otak. Sebagian besar dari musikus genius dunia adalah orang Yahudi.


Satu dari 6 anak Yahudi diajarkan matematik dengan konsep yang berkait langsung dengan bisnis dan perdagangan. Ternyata salah satu syarat untuk lulus dari perguruan inggi bagi yang majoringnya bisnis adalah, dalam tahun terakhir dalam satu kelompok mahasiswa (terdiri dari 10 orang), harus menjalankan perusahaan. Mereka hanya dapat lulus setelah perusahaannya mendapat untung 1 juta US Dollar. Itu sebabnya lebih dari 50 % perdagangan di dunia dikuasai oleh orang Yahudi. Design "Levis" terakhir diciptakan oleh satu Universitas di Israel, Fakultas "Business and Fashion".

Olah raga untuk anak-anak diutamakan menembak, panahan dan atletik. Menembak dan memanah, akan membentuk otak cemerlang yang mudah fokus dalam berpikir.

Yang istimewa lagi adalah di Isarel, merokok itu tabu!
Mereka memiliki hasil penelitian dari ahli peneliti tentang Genetika dan DNA yang meyakinkan bahwa nikotin akan merusak sel utama yang ada di otak manusia yang dampaknya tidak hanya kepada si perokok akan tetapi juga akan mempengaruhi gen atau keturunannya. Pengaruh yang  utama adalah dapat membuat orang dan keturunannya menjadi bodoh. 
Walaupun kalau diperhatikan, penghasil rokok terbesar di dunia ini adalah orang Yahudi tetapi yang merokok bukan orang Yahudi.

Khusus tentang rokok, negara yang mengikuti jejak Israel adalah Singapura. Di Singapura para perokok diberlakukan sebagai warga negara kelas dua. Semua yang berhubungan dengan perokok akan dipersulit oleh pemerintahnya. Harga rokok 1 pak di Singapura adalah 7 US Dollar, bandingkan dengan di Indonesia yang hanya berharga 70 sen US Dollar. Pemerintah Singapura menganut apa yang telah dilakukan oleh peneliti Israel, bahwa nikotin hanya akan menghasilkan generasai yang "Bodoh" dan "Dungu".

Di New York, ada pusat Yahudi yang mengembangkan berbagai kiat berbisnis kelas dunia. 
Disini terdapat banyak sekali kegiatan yang mendalami segi-segi bisnis sampai kepada aspek yang mempengaruhinya dalam artian mempelajari aspek bisnis yang berkaitan juga dengan budaya bangsa-bangsa pasar mereka. 

Pendalaman ilmu ini nyaris seperti laboratorium, "Research and Development" khusus perdagangan dan bisnis ini dibiayai oleh para konglomerat Yahudi. Maka tidak mengherankan bila kemudian kita melihat keberhasilan orang Yahudi seperti terlihat pada  Starbuck, Dell Computer, Cocacola, DKNY, Oracle, pusat film Hollywood, Levis dan Dunkin Donat.

Percaya atau tidak, tentunya terserah kita semua. Namun kenyataan yang ada terlihat bahwa memang banyak sekali orang yahudi yang pintar. 
Tinggal, pertanyaannya adalah, apakah kepintarannya itu banyak manfaatnya bagi peningkatan kualitas hidup umat manusia secara keseluruhan.

*) Dari berbagai sumber

Jumat, 26 Oktober 2012

Festival Monolog Ruang Publik 2012



Federasi Teater Indonesia (FTI) untuk kelima kalinya menyelenggarakan Festival Monolog (Fesmon FTI) yang diadakan pada 21-25 Oktober 2012 di ruang-ruang publik yang telah dipilih oleh peserta festival.  Tercatat 25 peserta dari berbagai daerah ikut berpartisipasi dalam festival ini.

Tidak ada penentuan tema dalam ajang ini, penilaian akan dilihat dari kepiawaian mereka membawakan monolog di depan publik tanpa membawa naskah. Kompetisi ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas para aktor dan aktris muda melalui ajang kompetisi yang sehat. Fesmon FTI dapat menjadi ruang yang lebih luas dalam menikmati teater dan menciptakan jaringan antara aktor teater. Target utama ajang ini adalah untuk menemukan bakat-bakat para aktor Indonesia dan menjaga eksistensi para aktor dalam peta kebudayaan dunia.

Saya berkesempatan mengikuti rangkaian Fesmon 5 sampai dengan hari terakhir evaluasi peserta. Dewan juri yang dipilih kali ini adalah Rita  Matu (Teater Koma), Afrisal Malna dan Zainal Abidin. Penentuan pemenang dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2012 melalui surat yang akan ditujukan langsung ke alamat para peserta. Yang keluar sebagai pemenang Festival Monolog Ruang Publik ke-5 ini adalah Aldy Fortuner.

Dalam evaluasinya, para juri menjelaskan  unsur-unsur seni pertunjukan. Rita Matu menekankan pada passion dan to be. Seorang aktor harus melakukan riset dan observasi panggung agar lakon yang dibawakan mampu harmonis serta menyatu dengan ruang publik tersebut.
Sedang Afrisal Malna menuntut para pemain mampu memanfaatkan semua ornamen  yang tersedia dalam ruang publik menjadi panggungnya. Dengan begitu, seni pertunjukan monolog ruang publik akan menjadi hidup.

 Zainal Abidin sendiri melengkapi evaluasi dengan penjelasan bagaimana seorang actor dan naskahnya harus hidup  di ruang publik. “Ruang publik itu jujur, beda dengan panggung. Seorang pemain  berkewajiban menghidupi peran itu sebagai manusia, karena cerita itu fiktif,” tegas Zainal.










Minggu, 21 Oktober 2012

Poster Kegelisahan Hari Ini

Saya gelisah di hari ini
Di tengah euforia keramaian Festival Ulang Tahun Dewa "Fat Cu Kung" Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat
Di tengah sorak sorai warga keturunan Tionghoa dan pribumi asli,
saya masih tetap gelisah

Jakarta oh Jakarta....
Sambil tersenyum, sambil gelisah
Tinggalkan sesuatu buat anak cucu kita nanti 
Jika tidak bisa sepetak
Jangan rusak lagi tiap petak yang sudah ada

Beri mereka air bersih
Beri juga udara sehat
Mereka butuh hutan hijau 
Bukan hutan aspal, beton atau kaca
Apalagi S A M P A H

Berilah saja
Sebelum mereka haus lalu meminta
dan M A T I.

Jakarta 21 Oktober 2012
Lecon Alfate





 Ket. : Foto di ambil di daerah Hayam Wuruk, Jakarta Barat 

Rabu, 17 Oktober 2012

Dinamika Jakarta: Pak Yono

                          


Pak Yono, saya mengenalnya beberapa hari lalu di Taman Suropati Menteng, Jakarta Pusat. Umurnya sudah tidak muda lagi yaitu 65 tahun. Bapak sembilan anak satu cicit ini kesehariannya bekerja sebagai penjual tahu gejrot di Taman Suropati. Berawal dari keisengan saya nongkrong di taman itu, lelaki ini menarik perhatian saya dari sekian banyak penjual yang lalu lalang disitu. Beliau yang tertua persisnya.


Niat saya untuk berbincang singkat dengan beliau akhirnya kesampaian saat ia menghampiri saya untuk menawarkan jajanannya.
"Beli tahu neng?"
"Oh boleh pak, seporsi berapa?"
"Enam ribu. Makan sini apa bungkus?"
"Bungkus aja pak, buat orang rumah ntar"
"Pedes apa biasa neng?"
"Enaknya yang pedes deh pak, kayak idup saya," candaan saya berhasil mencetak senyum tipis dibibirnya. Yap, berhasil untuk pendekatan awal yang manis dengan beliau.

Dengan cekatan pak Yono mulai menyiapkan bumbu berupa bawang merah bawang putih plus cabai hijau lima biji yang selanjutnya diulek bersama campuran air gula merah. Ah baunya lumayan menghantam lambung. Daripada mikirin lambung lebih baik saya memulai investigasi pribadi dengannya.

Benar dugaan saya. pak Yono satu-satunya penjual lama yang masih bertahan di taman itu. Ia mulai menjajakan tahu gejrot di Taman Suropati sejak tahun 1997. Sebelumnya ia bekerja serabutan dengan berjualan kemoceng, sapu dan alat-alat rumah tangga lainnya. Pada saat krisis, usahanya ikut seret juga. Inilah yang membuat ia banting stir menjadi penjual tahu gejrot. Sehari biasanya ia mendapat untung bersih lima puluh ribu rupiah dari empat ratusan buah tahu yang dibawanya. Ia baru akan pulang setelah jam empat subuh ke kosannya yang tidak jauh dari taman. Keluarganya tetap menetap di Cirebon selagi ia mencari nafkah di Jakarta.


Dinamika kehidupan begini memang sudah lazim di Jakarta. Namun setiap mata saya melihat, selalu terbersit mimpi agar jangan lagi ada pemandangan seperti ini. Sebuah dunia yang setara, sejahtera dan bahagia tanpa perlu ada beban di pundak.

Pak Yono... teruslah berjuang.

Jumat, 05 Oktober 2012

Anugerah Pewarta Foto (APFI) 2011

Acara tahunan bergengsi Anugerah Pewarta Foto (APFI) 2011 kembali digelar. Berlokasi di Kuningan City, Jakarta. Sebanyak 3.371 foto dari 258 Pewarta Foto seluruh Indonesia dan 76 peserta Citizen Jurnalism bersaing memperebutkan gelar prestisius APFI Photo of The Year. Ajang apresiasi bagi pewarta foto Indonesia ini digelar untuk ketiga kalinya, menyusul suksesnya APFI 2010 dan 2011 yang membangkitkan semangat dunia fotografi di Indonesia, serta membuat fotografi jurnalistik semakin membumi dan akrab di setiap kalangan.

Ada sembilan kategori untuk APFI 2011, diantaranya Daily Life, General News, Spot News, People in The News, Sport, Art and Entertainment, Nature and Environment, Photo Essay, dan Citizen Journalism. Di luar kategori-kategori tersebut, panitia juga memberikan dua penghargaan prestisius lain, yaitu Photo of the Year dan Life Time Achiefment (LTA). LTA diberikan bagi individu yang dianggap berjasa dalam kemajuan foto jurnalistik di Indonesia. 

Para juri yang terlibat dalam APFI 2011 adalah Kemal Jufri (Imaji), Beawiharta (Reuters), Hariyanto (Media Indonesia), Eddy Hasby (Kompas), dan Maha Eka Swasta (Antara Foto). Acara tersebut juga dimeriahkan oleh penampilan Oppie Andaresta, Aldi Taher, Sarwana, dan Ratna Listy. 

Inilah para pemenang APFI 2011 :
Pemenang untuk kategori “General News” adalah Kristianto Purnomo, kategori “Spot News” diraih M Agung Rajasa, kategori “People In The News” diraih Yosep Arkian, kategori “Nature and Environment” diraih Susanto, kategori “Sport” diraih Jessica Margaretha, kategori “Arts and Entertainment” diraih Rommy Pujianto, kategori “Daily Life” diraih M Agung Rajasa, kategori “Photo Essay” diraih Sihol Sitanggang dan kategori “Citizen Journalist” diraih Mochamad Rizki.


Inilah beberapa seri foto yang saya rekam sewaktu mengikuti acara tersebut.
























Minggu, 30 September 2012

Roni, Dinda dan Saiful : Keceriaan Tanpa Batas


"Iiii ada yang poto tuh Din," spontan Roni memanggil Dinda saat melihat lensa kamera saya membidik ke arah mereka.
Dua menit kemudian Saiful, yang terkecil diantara mereka memanggil saya,
"Kak poto lagi dong," ujarnya dengan gaya cadel anak-anak.

Mereka adalah Roni (7thn), Dinda (5thn) dan Saiful (3thn). Bocah-bocah manis ini adalah anak Bunda Mar, seorang wanita paruh baya pekerja serabutan yang sedang diminta jasanya oleh ibu kosku untuk menyetrika pakaian siang tadi (30/9/2012). Kali ini Bunda Mar diberi upah lima puluh ribu rupiah untuk dua keranjang besar penuh pakaian. Bunda Mar sendiri tinggal di gang pojong daerah Pasar Baru, Jakarta.

Sambil ibunya menyetrika, mereka bertiga nampak asik bermain di halaman kosku. Jendela kamarku persis berhadapan dengan halaman. Hal ini membuat naluri memotret tersentak saat menyaksikan mereka sibuk dengan dunianya sendiri. Tak mau ketinggalan, langsung kuambil DSLR Sony a230 yang sedang terpasang lensa 70-300 dan jepret-jepret...jepret lagi!

Jepretan berikut, aksi candid-ku tertangkap oleh Roni. Untungnya mereka mau difoto lagi. Bahkan tidak enggan Saiful kecil berlari masuk ke kamarku untuk melihat hasil jepretan tadi.
Setelah itu, mereka malah meminta difoto lagi tanpa kutawari. Aiiih senangnya....

Dan inilah bebarapa seri keceriaan mereka bertiga yang sempat kurekam.
Anak-anak ini... entah bagaimana, dengan aura kepolosan mereka, membangkitkan semangat dan keceriaanku juga. Senangnya jika bisa kembali ke dunia anak-anak :)