Minggu, 04 November 2012

Mengapa Orang Yahudi Rata-Rata Pintar?


Berdasarkan tulisan Chappy Hakim, Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara yang diperolehnya dari membaca terjemahan H. Maaruf Bin Hj Abdul Kadir (guru besar Universitas Massachuset USA berkebangsaan Malaysia) tentang penelitian yang dilakukan oleh DR.Stephen Carr Leon. Penelitian DR Leon ini adalah tentang Pengembangan Kualitas Hidup Orang Israel atau Orang Yahudi.
Studi yang dilakukan mendapatkan fakta-fakta sebagai berikut :

Ternyata, bila seorang perempuan Yahudi hamil, maka sang ibu segera saja meningkatkan  aktivitasnya membaca, menyanyi dan bermain piano serta mendengarkan musik klasik. Tidak itu saja, mereka juga segera memulai untuk mempelajari matematika lebih intensif juga membeli lebih banyak lagi buku tentang matematika. Bila ada yang tidak diketahui dengan baik, mereka tidak segan-segan untuk datang ke orang lain yang tahu matematika untuk mempelajarinya. Semua itu dilakukannya untuk anaknya yang masih di dalam kandungan.

Setelah anak lahir, sang ibu yang menyusui bayinya memilih lebih banyak mengkonsumsi kacang, korma dan susu. Siang hari, makan roti dengan ikan tanpa kepala serta salad. Daging ikan dianggap bagus untuk otak dan kepala ikan harus dihindari karena mengandung zat kimia yang tidak baik untuk pertumbuhan otak sang anak. Disamping itu, sang ibu diharuskan banyak mengkonsumsi minyak ikan (code oil lever).

Menu diatur sedemikian rupa sehingga didominasi oleh ikan. Bila ada daging, mereka tidak akan makan daging bersama-sama dengan ikan, karena mereka percaya dengan makan ikan dan daging secara bersamaan hasilnya tidak bagus untuk pertumbuhan. Makan ikan seyogyanya hanya makan ikan saja, bila makan daging maka hanya makan daging saja, tidak boleh dicampur. 
Makan pun, didahului dengan makan buah-buahan kemudian roti atau nasi. Makan nasi dulu baru kemudian makan buah, dipercaya akan hanya membuat ngantuk dan malas berkerja.

Anak-anak selalu diprioritaskan untuk makan buah dulu baru makan nasi atau roti dan juga tidak boleh lupa untuk minum pil minyak ikan. Mereka juga harus pandai bahasa, minimal 3 bahasa harus dikuasainya yaitu Hebrew, Arab dan Bahasa Inggris. Anak-anak diwajibkan berlatih piano dan biola. Dua instrument ini dipercaya sangat efektif meningkatkan IQ mereka karena irama musik terutama musik klasik dapat menstimulasi sel otak. Sebagian besar dari musikus genius dunia adalah orang Yahudi.


Satu dari 6 anak Yahudi diajarkan matematik dengan konsep yang berkait langsung dengan bisnis dan perdagangan. Ternyata salah satu syarat untuk lulus dari perguruan inggi bagi yang majoringnya bisnis adalah, dalam tahun terakhir dalam satu kelompok mahasiswa (terdiri dari 10 orang), harus menjalankan perusahaan. Mereka hanya dapat lulus setelah perusahaannya mendapat untung 1 juta US Dollar. Itu sebabnya lebih dari 50 % perdagangan di dunia dikuasai oleh orang Yahudi. Design "Levis" terakhir diciptakan oleh satu Universitas di Israel, Fakultas "Business and Fashion".

Olah raga untuk anak-anak diutamakan menembak, panahan dan atletik. Menembak dan memanah, akan membentuk otak cemerlang yang mudah fokus dalam berpikir.

Yang istimewa lagi adalah di Isarel, merokok itu tabu!
Mereka memiliki hasil penelitian dari ahli peneliti tentang Genetika dan DNA yang meyakinkan bahwa nikotin akan merusak sel utama yang ada di otak manusia yang dampaknya tidak hanya kepada si perokok akan tetapi juga akan mempengaruhi gen atau keturunannya. Pengaruh yang  utama adalah dapat membuat orang dan keturunannya menjadi bodoh. 
Walaupun kalau diperhatikan, penghasil rokok terbesar di dunia ini adalah orang Yahudi tetapi yang merokok bukan orang Yahudi.

Khusus tentang rokok, negara yang mengikuti jejak Israel adalah Singapura. Di Singapura para perokok diberlakukan sebagai warga negara kelas dua. Semua yang berhubungan dengan perokok akan dipersulit oleh pemerintahnya. Harga rokok 1 pak di Singapura adalah 7 US Dollar, bandingkan dengan di Indonesia yang hanya berharga 70 sen US Dollar. Pemerintah Singapura menganut apa yang telah dilakukan oleh peneliti Israel, bahwa nikotin hanya akan menghasilkan generasai yang "Bodoh" dan "Dungu".

Di New York, ada pusat Yahudi yang mengembangkan berbagai kiat berbisnis kelas dunia. 
Disini terdapat banyak sekali kegiatan yang mendalami segi-segi bisnis sampai kepada aspek yang mempengaruhinya dalam artian mempelajari aspek bisnis yang berkaitan juga dengan budaya bangsa-bangsa pasar mereka. 

Pendalaman ilmu ini nyaris seperti laboratorium, "Research and Development" khusus perdagangan dan bisnis ini dibiayai oleh para konglomerat Yahudi. Maka tidak mengherankan bila kemudian kita melihat keberhasilan orang Yahudi seperti terlihat pada  Starbuck, Dell Computer, Cocacola, DKNY, Oracle, pusat film Hollywood, Levis dan Dunkin Donat.

Percaya atau tidak, tentunya terserah kita semua. Namun kenyataan yang ada terlihat bahwa memang banyak sekali orang yahudi yang pintar. 
Tinggal, pertanyaannya adalah, apakah kepintarannya itu banyak manfaatnya bagi peningkatan kualitas hidup umat manusia secara keseluruhan.

*) Dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar